Hindari hoaks, Ombudsman minta pemerintah siapkan crisis center coronavirus

Crisis center ditujukan agar masyarakat mengetahui kemana mereka harus berhubungan jika wabah mulai meluas dan bagaimana mengurangi risiko.

Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Lombok International Airport (LIA) mengoperasikan alat deteksi suhu tubuh di terminal kedatangan domestik Bandara LIA di Praya, Lombok Tengah, NTB, Minggu (26/1/2020). Foto Antara/Ahmad Subaidi

Tingginya mobilisasi warga China ke Indonesia, menjadi poin yang perlu diperhatikan oleh pemerintah Indonesia. Anggota Ombudsman Republik Indonesia (ORI), Alvin Lie memaparkan, berdasarkan data statistik, jumlah tenaga kerja asal China yang ada di Indonesia mencapai 32.209 jiwa pada tahun 2018. Umumnya mereka terkonsentrasi pada wilayah-wilayah proyek maupun perkantoran perusahaan multinasional asal China.

Sebaliknya, merujuk pada sejumlah sumber seperti The World Bank dan Badan Pusat Statistik (BPS), menyebutkan dari 9 juta tenaga kerja asal Indonesia di luar negeri, 10% atau sekira 900.000 jiwa berada di China. Kendati mengapresiasi upaya screening lebih ketat di pintu-pintu kedatangan, Alvin menilai perlunya pemerintah untuk menyiapkan crisis center  atau komando terpusat terkait wabah coronavirus.

"Tak cukup mudah mendapatkan data statistik mutakhir mengenai tenaga kerja asal Indonesia yang berada di China," kata Alvin melalui keterangan tertulisnya, Senin (27/1).

Komando terpusat terkait krisis yang dia maksud ditujukan agar masyarakat mengetahui kemana mereka harus berhubungan jika wabah mulai meluas serta bagaimana mengurangi risiko terjangkit virus corona.

Selain itu, Alvin mengimbau pemerintah untuk mengkaji ulang kesepakatan-kesepakatan investasi yang mensyaratkan penggunaan tenaga kerja asal China sekaligus menyiapkan skema mitigasi.