Hingga pukul 16.00, Merapi sudah 24 kali erupsi

Jarak luncur maksimal kurang lebih 4 km ke arah barat daya yaitu di alur Kali Bebeng dan Krasak.

Erupsi Gunung Merapi, Sabtu (11/3/2023). Foto: BPPTKG Merapi

Badan Geologi melalui PVMBG-BPPTKG telah menetapkan tingkat aktivitas Gunung Merapi menjadi Siaga sejak tanggal 5 November 2020. Gunung Merapi dinyatakan memasuki masa erupsi efusif pada tanggal 4 Januari 2021 yang ditandai dengan aktivitas berupa pertumbuhan kubah lava, guguran, dan awan panas guguran.

Saat ini Gunung Merapi memiliki dua kubah lava, yaitu kubah lava barat daya dan kubah lava tengah kawah. Berdasarkan analisis foto udara pada 13 Januari 2023 volume kubah lava barat daya terhitung sebesar 1.598.700 m3 dan kubah tengah sebesar 2.267.400 m3. Kedua kubah lava ini apabila longsor secara masif berpotensi menimbulkan awan panas sejauh maksimal 7 km ke arah barat daya dan 5 km ke arah selatan-tenggara.

Pada Sabtu, 11 Maret 2023 pukul 12.12 WIB, terjadi rentetan awan panas guguran di Gunung Merapi bersumber dari longsoran kubah lava barat daya. Hingga pukul 16.00 WIB siang ini, tercatat 24 kali awan panas guguran dengan jarak luncur maksimal kurang lebih 4 km ke arah barat daya yaitu di alur Kali Bebeng dan Krasak.

"Pada saat kejadian, angin di sekitar Gunung Merapi bertiup ke arah barat laut-utara. Awan panas guguran ini menyebabkan hujan abu ke beberapa tempat terutama di sisi barat laut-utara Gunung Merapi dan mencapai Kota Magelang," kata Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso, dalam keterangannya, Sabtu (11/3).

Aktivitas erupsi saat ini terhitung masih tinggi. Pada minggu ini, di luar erupsi hari ini, guguran lava teramati sebanyak 19 kali ke arah barat daya (hulu Kali Boyong, Kali Bebeng dan Kali Sat/Putih) dengan jarak luncur maksimal 1.200 m.