ICMI apresiasi aksi FPI bela muslim Uighur China

Terlepas tuduhan pemerintah China yang mengatakan muslim Uighur merupakan kelompok separatis.

Ilham Akbar Habibie (kiri), mewakili ayahnya Presiden ketiga RI Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie, berpidato usai menerima penghargaan dari Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie (kanan) saat pembukaan Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas) dan Milad Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) 2019, di Universitas Negeri Padang (UNP), Padang, Sumatera Barat, Jumat (6/12). Penghargaan tersebut diberikan ICMI kepada BJ Habibie sebagai bentuk penghormatan atas pengabdian dan jasa-jasanya kepada bangsa dan negara serta k

Ketua Umum Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), Jimly Asshiddiqie, mengatakan demonstrasi yang dilakukan organisasi masyarakat (ormas) Front Pembela Islam (FPI) di Kedutaan Besan China, Jakarta Selatan, sebagai bentuk solidaritas terhadap masyarakat muslim di Uighur, Tiongkok, harus diapresiasi.

Menurut Jimly, apa yang menimpa muslim Uighur bukan hanya mengetuk hati muslim Indonesia, tetapi juga dunia. Hal itu disampaikannya terlepas tuduhan Pemerintah China yang mengatakan muslim Uighur merupakan kelompok separatis.

"Seluruh dunia Islam tersentuh dengan laporan-laporan mengenai Uighur itu. Terlepas dia (muslim Uighur) gerakan separatis, itu kan musuh dalam negeri dia (China), kita tidak ikut campur. Tetapi, seseparatis-separatisnya, tetap mereka manusia tidak boleh diperlakukan bukan sebagai manusia, itulah human rights," kata Jimly di Jakarta, Jumat (27/12).

Kendati demikian, apresiasi Jimly tampak "bersayap", sebab ia juga meminta masyarakat menghormati sikap pemerintah Indonesia yang sampai saat ini memberikan tanda tidak mau ikut campur secara langsung.

Namun, berdasarkan keterangan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, pemerintah akan menempuh jalur diplomasi lunak yang artinya melalui lobi-lobi politik terhadap pemerintah China.