ICW: Korupsi tidak ada hubungannya dengan gender

Dalam konteks korupsi perempuan sering dianggap sebagai pihak penadah hasil praktik korupsi tersebut.

Foto ilustrasi gerakan antikorupsi. Foto Pixabay

Indonesia Corruption Watch (ICW) menilai terdapat kekeliruan yang kerap terjadi jika berbicara korupsi dan perempuan. Koordinator ICW, Adnan Topan Husodo mengungkapkan, pandangan yang sering muncul adalah perempuan dianggap sebagai pihak yang menstimulus praktik rasuah.

Menurut dia, dalam konteks korupsi perempuan sering dianggap sebagai pihak penadah hasil praktik lancung tersebut, seperti tampil mewah, gaya hidup foya-foya, dan lain-lain.

"Padahal, korupsi tidak ada hubungannya dengan masalah gender, akan tetapi sering ditimpakan kepada kelompok perempuan," kata Adnan dalam diskusi daring, Kamis (27/8).

Oleh karena itu, Adnan mengajak, semua pihak menggunakan sudut pandang berbeda dalam menyikapi perempuan dan korupsi, di mana perempuan menjadi korban dari kasus rasuah.

"Perempuan adalah bagian dari korban yang paling mengalami situasi yang serius. Karena di dalam struktur sosial di Indonesia perempuan merupakan kelompok yang memiliki suatu peran yang bisa dikatakan ganda," bebernya.