Imparsial: Pendekatan militeristik di Papua perlu dievaluasi dan dikoreksi

Ia menyebut, selama ini ada indikasi terjadi peningkatan jumlah kehadiran pasukan TNI yang semakin tidak proporsional.

Laksamana TNI Yudho Margono. Foto Dinas Penerangan Mabes Angkatan Laut

Laksamana TNI Yudho Margono resmi dilantik sebagai Panglima TNI menggantikan Jenderal TNI Andika Perkasa. Seusai dilantik, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan sejumlah arahan, salah satunya untuk melakukan pendekatan yang humanis dalam merespons konflik di Papua.

Lembaga Imparsial menilai, perubahan pendekatan dalam menangani konflik Papua dari militeristik ke pendekatan humanis merupakan langkah yang penting dan harus dilakukan. Hal ini mengingat pendekatan militeristik yang dijalankan selama ini banyak berdampak pada terjadinya kekerasan, pelanggaran hak asasi manusia (HAM), dan buruknya kondisi kemanusiaan di Papua.

"Arahan Presiden untuk melakukan pendekatan humanis dalam menangani konflik Papua menjadi pesan penting yang harus ditindaklanjuti secara serius, nyata dan konsisten oleh Panglima TNI," kata Direktur Imparsial Gufron Mabruri dalam keterangan resmi, Rabu (21/12).

Gufron menyampaikan, perubahan pendekatan ke arah yang lebih humanis dalam penanganan Papua sesungguhnya hanya dapat diwujudkan dengan melakukan langkah-langkah evaluasi, koreksi dan penataan ulang terhadap kebijakan keamanan di Papua, khususnya terkait dengan pelibatan militer.

Hal tersebut menjadi penting, mengingat berbagai kekerasan, pelanggaran HAM dan persoalan kemanusiaan di sejumlah wilayah di Papua tidak bisa dilepaskan dari faktor kebijakan yang dijalankan.