Inilah strategi Lapan dalam mengembangkan teknologi roket

Indonesia memiliki keterbatasan untuk mendapatkan transfer teknologi roket dari negara lain.

Salah satu roket produk Lapan sedang dalam proses uji coba. Foto satulayanan.lapan.go.id/

Ahli Roket Indonesia Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Badan Riset dan Inovasi Nasional (Lapan BRIN) Rika Andiarti menyampaikan, pada dasarnya Indonesia memiliki keterbatasan untuk mendapatkan transfer teknologi roket dari negara lain. Selama ini, apa yang dijalankan oleh Lapan merupakan usaha sendiri dengan melakukan berbagai research di bidang teknologi roket. 

“Jadi memang bisa dilihat itu di awal, perkembangannya memang tidak terlalu pesat tetapi sejak 2013-2014, kita memang mulai membuka, mencari peluang bekerja sama dengan luar gitu,” ujar Rika dalam acara ‘Talkshow Keantariksaan ‘Peran Perempuan dalam Sains dan Teknologi Keantariksaan Indonesia’ melalui kanal YouTube Pusat Riset Antariksa Lapan, Sabtu (9/10). 

Hal ini dilakukan Lapan karena menurut Rika, tidak ada satupun negara yang maju dalam bidang teknologi peroketan tanpa adanya negara mitra, guna mendukung perkembangan dari perusahaan teknologi roket di negaranya.

“Jadi akhirnya kita (Lapan) banyak melakukan kerja sama, menjalin join development dengan beberapa negara. Ternyata beberapa kerja sama yang kita lakukan ini bisa mengakselerasi penguasaan teknologi roket kita,” ucap Rika. 

Hal tersebut membuat Lapan terus mengupayakan menjalin kerja sama dengan mitra internasional agar penguasaan teknologi peroketan di Indonesia bisa dipercepat.