Mengklaim dapat bocoran Istana, ini kandidat Kapolri baru versi IPW

IPW desak Presiden Jokowi harus memilih Kapolri baru yang dekat dengan tokoh masyarakat.

Kapolri Jenderal Idham Azis/Foto Dokumentasi Polri

Indonesia Police Watch (IPW) berpandangan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus mempertimbangkan Kepala Kepolisian RI atau Kapolri baru yang mampu mengatasi kelompok paham radikal. Kriteria tersebut diajukan dengan melihat situasi dinamika sosial politik saat ini tatkala kelompok radikal masih bermunculan.

Ketua Presidium IPW, Neta S Pane, berharap Kepala Kepolisian Republik Indonesia yang baru bisa fokus membantu pemerintah mengatasi kelompok radikal. "Saat ini suksesi Polri diwarnai situasi sosial politik yang penuh dengan dinamika munculnya kelompok garis keras keagamaan," kata Neta dalam keterangan resminya, Rabu (6/1).

Suksesi kepemimpinan di Bhayangkara-1 akan terjadi tidak lama lagi. Kapolri saat ini, Jenderal Polisi Idham Azis, akan memasuki pensiun pada Januari tahun ini. Ia menjabat sejak November 2019, menggantikan Kapolri Jenderal Tito Karnavian.

Menurut Neta, Presiden Jokowi harus memilih Kapolri baru yang dekat dengan tokoh masyarakat dan memiliki jam terbang tinggi dalam menjaga keamanan masyarakat. Sosok baru Kapolri juga diharapkan tidak hanya loyal kepada pemerintah, tetapi juga mampu mengonsolidasi institusi.

Neta mengklaim, IPW mendapat bocoran adanya gagasan di lingkungan Istana Negara ihwal pergantian satu paket kepemimpinan Polri, yakni Komjen Gatot Eddy Pramono diusung naik dari jabatan Wakapolri ke Kapolri. Lalu, jabatan Wakapolri digantikan Kabareskrim Polri saat ini, Komjen Listyo Sigit Prabowo.