Jokowi: Estafet kepemimpinan itu keberlanjutan, bukan dari nol!

Kepemimpinan sebuah bangsa adalah soal pergantian tongkat estafet.

Presiden Joko Widodo (kedua kiri) dan Wapres Ma'ruf Amin membubuhkan tanda tangan disaksikan para pimpinan MPR saat upacara pelantikan presiden dan wakil presiden periode 2019-2024 di Gedung Nusantara, kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2019). AntaraFoto

Keberlanjutan dan kesinambungan menjadi penting dalam kepemimpinan sebuah negara. Hal itu terutama untuk memastikan pencapaian visi dan mimpi besar Indonesia sebagai bangsa. Kepemimpinan sebuah bangsa adalah soal pergantian tongkat estafet.

"Kepemimpinan itu ibarat tongkat estafet, bukan meteran pom bensin (stasiun pengisian bahan bakar). Kalau meteran POM bensin mulai dari nol ya, apakah kita mau begitu? Ndak kan. Masak kaya meteran pom bensin," kata Jokowi di Jakarta, Kamis (15/6).

Saat peluncuran rancangan akhir Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional itu Jokowi menekankan bahwa kepemimpinan yang berkelanjutan dan berkesinambungan merupakan aspek penting mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

Mestinya, kata presiden, kalau sudah dari TK, SD, SMP maka kepemimpinan berikutnya masuk SMA, (lalu) universitas. Berikutnya S2, S3. "Tidak maju mundur, (seperti tarian) poco poco," kata Jokowi yang disambut gelak tawa yang hadir.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga menekankan pentingnya menjaga stabilitas dalam upaya mewujudkan Indonesia Emas 2045. Menurut dia, tidak ada satu negara yang bisa mencapai kemakmuran ketika stabilitasnya tidak terjaga.