Jokowi minta jajarannya buka data Covid-19

Publikasikan data secara terperinci kasus Covid-19.

Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kiri) dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto (kanan) mengikuti KTT ASEAN Plus Three secara virtual dari Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (14/4/2020). Foto Antara/Biro Pers - Lukas/hma/hp.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta seluruh kementerian dan lembaga membuka data dan informasi perkembangan kasus Covid-19. Orang nomor satu di Indonesia itu menekankan kembali pentingnya keterbukaan data mengenai kasus infeksi coronavirus.

"Jangan ada yang menganggap lagi kita ini menutup-nutupi. Tidak ada sejak awal, kita ingin menutup-nutupi masalah yang ada," kata Presiden, dalam rapat melalui telekonferensi video dari Istana Merdeka, Jakarta, Senin (20/4).

Sejak instruksi Presiden Jokowi mengenai keterbukaan data Covid-19 disampaikan pada 13 April 2020, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, mempublikasikan data terperinci kasus di Indonesia. Termasuk, jumlah orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) terkait penularan Covid-19.

Dalam rapat terbatas mengenai penanggulangan Covid-19, Jokowi juga meminta, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten serta kota, melakukan pemeriksaan secara masif untuk mendeteksi kasus coronavirus.

Mantan Gubernur DKI itu meminta, pemerintah daerah (pemda) menelusuri riwayat kontak setiap pasien dan memastikan orang yang terpapar Covid-19 menjalani isolasi. "Sekali lagi pengujian sample yang masif, pelacakan yang agresif, dan isolasi yang ketat,” kata Presiden.