Kata Kemenkes soal kematian 33 lansia di Norwegia usai divaksin

Calon penerima vaksin Covid-19 perlu jujur pada tahap pemeriksaan atau screening.

Juru bicara vaksin Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmidzi/Foto dok. HUMAS BNPB

Sebanyak 33 penghuni panti jompo di Norwegia meninggal dunia setelah disuntik vaksin Covid-19 buatan Pfizer. Badan Kesehatan Norwegia menyatakan, kematian puluhan lanjut usia (lansia) tersebut tidak terkait langsung dengan vaksinasi. Melainkan karena sebagian dari mereka memang dalam kondisi kesehatan yang telah menurun dan diperkirakan tidak lama lagi meninggal dunia.

Menanggapi fenomena itu, Juru bicara vaksin Covid-19 Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmidzi mengatakan, kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) memang perlu diteliti lebih lanjut. Jika diduga akibat efek samping dari vaksin Covid-19, jelas dia, maka harus ditelusuri apakah yang bersangkutan memiliki komorbid (penyakit penyerta).

Jadi, sambung dia, calon penerima vaksin Covid-19 perlu jujur saat proses pemeriksaan atau screening. Pasalnya, pada tahap ini kelayakan calon penerima vaksin Covid-19 akan dicek.

“Saat screening, tekanan darahnya tinggi, lebih dari 140/90 mmHg, ini bukan berarti orang tersebut tidak akan mendapatkan vaksin. Dia akan mendapatkan vaksin nanti setelah tekanan darahnya terkendali. Dibawah 140/90 mmHg,” tutur dr. Nadia dalam diskusi bertajuk ‘Jaminan Keamanan Vaksin Covid-19’ bersama Alinea.id, Senin (18/1).

Berbeda dengan Norwegia, Indonesia menggunakan vaksin Covid-19 buatan Sinovac yang selama uji klinis memiliki beberapa efek samping dengan kategori ringan hingga sedang. Efek samping ringan berupa nyeri, iritasi, hingga pembengkakan.