Nasional

Kebiasaan merokok tidak berkurang drastis di tengah pandemi Covid-19

Jika biasanya membeli rokok berharga mahal, mereka berusaha menghemat dengan mencari yang lebih murah.

Minggu, 10 Mei 2020 17:16

Kehilangan pekerjaan tidak berarti konsumsi merokok berkurang drastis. Buktinya, para buruh, pekerja swasta, SPG, pelayan restoran, hingga ojol tidak menghentikan kebiasaan merokok selama pemberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSSB).

“Awalnya saya pikir orang yang merokok menjadi sedikit dengan kondisi yang dibatasi. Tetapi, saya lihat mereka masih saja merokok. Padahal penghasilan sudah tidak ada,” ujar Ketua RW 07 Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan, Sari Budhi Handayani, dalam diskusi virtual, Minggu (10/5).

Saat rapat membentuk Kampung Siaga Covid-19, kata dia, para ketua RT masih merokok. Bahkan, mereka tetap bersikukuh merokok, meski sudah diingatkan terkait krisis finasial dan bahayanya.

“Ternyata mereka masih merokok di dalam rumah atau menyingkir ke teras dan di pinggir gang. Saya lihat mereka berbagi. Merokok sudah menjadi hal biasa. Yang pada saat itu bisa beli sebungkus, mereka akan memberi,” tutur Pimpinan Kelompok Perempuan Rawajati itu.

Jika biasanya membeli rokok berharga mahal, maka mereka berusaha menghemat dengan mencari yang lebih murah. Asalkan, tetap bisa merokok. Ketika disarankan membeli makan daripada rokok, mereka malah berdalih akan pusing jika tidak merokok.

Manda Firmansyah Reporter
Hermansah Editor

Tag Terkait

Berita Terkait