Kebijakan HET beras dinilai tak efektif stabilkan harga

Tidak dihitungnya biaya tambahan seperti biaya transportasi menjadi salah satu kelemahan kebijakan HET beras.

Kebijakan harga eceran tertinggi (HET) beras dinilai tak efektif menstabilkan harga pangan./Pixabay

Penerapan kebijakan harga eceran tertinggi (HET) beras menjadi sorotan. Kebijakan itu dinilai tak efektif untuk menstabilkan harga pangan.  

Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) mengatakan penerapan HET merupakan bentuk intervensi pasar karena sudah mendistori permintaan dan penawaran di pasar.

"Hal ini justru akan meningkatkan peluang terjadi kelangkaan komoditas tersebut di pasar," kata peneliti CIPS Novani Karina Saputri dilansir Antara, Jakarta, Minggu (22/4).

Salah satu kelemahan kebijakan harga eceran tertinggi, menurut dia, adalah tidak dihitungnya biaya tambahan seperti biaya transportasi dan biaya tenaga kerja dalam penetapannya. 

Pemerintah dinilai perlu terlebih dulu menyederhanakan rantai distribusi beras yang panjang di sepanjang wilayah Nusantara sebelum menerapkan kebijakan seperti harga eceran tertinggi. Panjangnya rantai distribusi ini sebelumnya juga disebut-sebut sebagai penyebab tingginya harga beras di Indonesia.