Badan Geologi: Kejadian gempa bumi merusak pada 2021, tertinggi dalam 20 tahun

Badan Geologi mencatat telah terjadi sebanyak 26 kejadian gempa bumi merusak di Indonesia.

Ilustrasi gempa bumi. Alinea.id/Irha Utarid

Negara Indonesia termasuk negara rawan bencana geologi, khususnya bencana gempa bumi. Hal ini berkaitan dengan keberadaan sumber gempa bumi yang terbentuk akibat interaksi empat lempeng tektonik yang terdapat di Indonesia, yaitu Lempeng Benua Eurasia yang bergerak lambat ke arah Tenggara dengan kecepatan sekitar 0,4 cm/ tahun, Lempeng Samudera Indo-Australia yang bergerak ke arah Utara dengan kecepatan sekitar 7 cm/ tahun, Lempeng Samudera Pasifik yang bergerak ke arah Barat dengan kecepatan sekitar 11 cm/ tahun, dan Lempeng Laut Filipina yang bergerak ke arah Barat laut dengan kecepatan sekitar 8 cm/ tahun.

Dalam keterangan tertulisnya, Badan Geologi Kementerian ESDM menyebutkan, pertemuan antarlempeng tersebut, mengakibatkan terbentuknya cekungan muka, cekungan belakang, jalur magmatik, pola struktur geologi dan sumber gempa bumi, yaitu zona subduksi, zona kolisi, dan sesar aktif.

"Berdasarkan catatan dari Badan Geologi sejak 2000 hingga 2021, telah terjadi sebanyak lima hingga 26 kejadian gempa bumi merusak (destructive earthquake) di Indonesia. Ini artinya kejadian gempa bumi tersebut telah mengakibatkan terjadinya korban jiwa, kerusakan bangunan, kerusakan lingkungan, dan kerugian harta benda," kata Badan Geologi Kementerian ESDM, Senin (3/1) .

Selama 2021, Badan Geologi mencatat telah terjadi sebanyak 26 kejadian gempa bumi merusak di Indonesia. Kejadian gempa bumi merusak pada 2021 merupakan tertinggi dalam kurun 20 tahun terakhir.

Kejadian gempa bumi merusak 2021 diawali dengan gempa bumi di Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah pada 4 Januari 2021 dan diakhiri oleh kejadian gempa bumi Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku pada 30 Desember 2021. Kejadian gempa bumi merusak tersebut mengakibatkan jumlah korban jiwa 119 meninggal dan 6.803 orang luka-luka.