Kemenaker telah menyiapkan anggaran khusus untuk membuka balai latihan kerja.
Direktur Bidang Penanganan Kementerian Ketenagakerjaan, Susi Kustiati, mengatakan pada 2020 terdapat sekitar 20.000 tenaga kerja terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Penyebabnya, karena pekerjaan mereka sudah didigitalisasi dengan sistem robot.
Menurutnya PHK terbesar akan terjadi pada tenaga kerja di sektor industri terutama di cabang manufaktur. Berkaca pada tahun ini saja, sektor industri sudah terjamah digitalisasi robot dalam menjalankan industrinya.
"Banyak yang digantikan oleh robot di sektor manufaktur, jadi di pabrik-pabrik itu sudah banyak digantikan oleh robot," kata Susi di Jakarta pada Selasa (13/11).
Menanggapi hal tersebut, Susi mengatakan pihaknya telah membuat rencana untuk para tenaga kerja yang nantinya terkena PHK tersebut. Susi mengklaim Kemenaker telah menyiapkan anggaran khusus untuk diadakannya pelatihan kerja dengan sitem re-skilling atau perubahan skill.
"Antisipasi yang kita lakukan tadi melalui pelatihan atau re-skilling. Tenaga kerja yang ter-PHK diperkirakan ada 20.000. Kementerian Ketenagakerjaan menyediakan alokasi anggaran untuk pelatihan re-skilling," ujarnya.