Keranda mayat dan bendera kuning tergeletak di lobi KPK

Keduanya disebut simbol pemberantasan korupsi yang telah mati.

Warga yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil Anti Korupsi menabur bunga di kantor KPK, Jakarta, Jumat (13/9). /Antara Foto

Koalisi Masyarakat Sipil Kawal Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menaruh keranda mayat dan sejumlah bendera kuning di depan lobi gedung Merah Putih KPK. Menurut peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Lalola Easter, keduanya adalah simbol pemberantasan korupsi telah mati. 

"Di hari kemarin atau bahkan dua hari sebelumnya bayangan kematian itu sepertinya semakin mendekat ke KPK. Dan, hari ini menjadi mungkin bisa dipandang sebagai klimaks gitu, ya," kata Lalola di lobi Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Jumat (13/9).

Klimaks yang dimaksud Lalola ialah penyerahan mandat tiga pimpinan KPK kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ketiga pemimpin KPK itu, yakni Ketua KPK Agus Rahardjo serta dua Wakil Ketua KPK Laode M Syarief dan Saut Situmorang. 

"Sebagai ujung (klimaks pelemahan KPK) ketika tiga pimpinan KPK kemudian menyerahkan mandat untuk menjalankan KPK kepada Presiden," ujar dia. 

Lalola menilai, upaya pelemahan terhadap KPK telah didesain sedemikian rupa dan ditandai dengan terpilihnya Firli Bahuri sebagai Ketua KPK periode 2019-2023.