Kisruh integrasi BRIN: Problem coworking space, tata kelola acakadut

Tak semua peneliti bisa bekerja dalam konsep coworking space yang digagas dalam BRIN.

Ilustrasi coworking space pegawai BRIN. Alinea.id/Enrico PW.

Gagasan ruang kerja bersama (coworking space) alias tanpa kantor permanen dalam lingkungan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), membuat peneliti BRIN yang sebelumnya menjadi Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Djarot Sulistio Wisnubroto gundah. Ide itu dirasa Djarot muskil diterapkan para peneliti berbasis teknologi yang membutuhkan laboratorium, seperti periset nuklir.

“Periset yang menggunakan alat eksperimen di laboratorium, apalagi yang ada di nuklir, harus dekat alat dan bahkan di sebagian aktivitas tidak boleh ditinggal begitu saja,” kata Djarot kepada Alinea.id, Senin (17/1).

Ia menilai, konsep coworking space lebih cocok diterapkan untuk peneliti berbasis teori. Selain itu, bagi peneliti nuklir yang terkait dengan rahasia negara, coworking space juga dirasa kurang tepat.

“Di lembaga pemerintah yang bergerak di nuklir, ada banyak hal yang tidak bisa kami bicarakan secara terbuka di coworking space,” ujarnya.

“Banyak yang confidential.”