Klaster keluarga bermunculan akibat aktivitas yang semakin masif

Klaster keluarga dapat terjadi ketika salah satu anggota keluarga terinfeksi virus.

Ilustrasi. Covid-19. Pixabay.com

Penyebaran Covid-19 mengalami fluktuasi. Ada beberapa daerah yang sudah dinyatakan zona hijau kembali lagi menjadi zona merah dan begitu pula sebaliknya. Hal ini membuat faktor-faktor dari klaster keluarga menjadi sangat sensitif saat ini. 

Menurut inisiator @pandemictalks Firdza Radiany, klaster keluarga dapat terjadi ketika salah satu anggota keluarga terinfeksi virus, lalu menularkan ke anggota keluarga lainnya, akibatnya satu rumah tangga tertular Covid-19.  

Berdasarkan data yang dipaparkan oleh @pandemictalk dalam talkshow BNPB, Bogor memiliki 48 klaster keluarga dan 189 kasus, Bekasi meliliki 155 klaster keluarga da 437 kasus, Yogyakarta memiliki sembilan klaster keluarga dan 13 kasus, Semarang memiliki delapan klaster keluarga dan 10 kasus, Malang memiliki 10 klaster keluarga dan 35 kasus.

Hal ini disebabkan oleh aktivitas warga yang semakin masif, yaitu membiarkan anak-anak bermain bersama di lingkungan perumahan tanpa protokol kesehatan, kegiatan berkumpulnya warga, dan masih ada beberapa dari keluarga yang melakukan liburan, piknik atau jalan-jalan ke tempat publik. 

“Untuk itu orang tua dan anak-anak sebaiknya di rumah saja. Lebih teknis lagi sebaiknya kegiatan sekolah anak-anak dilakukan d irumah saja,” tegas Firdza, Senin (7/9).