KPK kembali geledah 3 lokasi terkait suap proyek SPAM PUPR

Delapan orang sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.

Wakil Ketua KPK Saut Situmorang (kiri) menyaksikan penyidik menunjukkan barang bukti uang saat konferensi pers mengenai Operasi Tangkap Tangan (OTT) kasus korupsi pejabat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dengan pihak swasta, di Gedung KPK, Jakarta, Minggu (30/12/2018). /Antara Foto.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menggeledah sejumlah lokasi untuk menelusuri alat bukti terkait suap proyek pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

"Terkait kasus PUPR, tim penyidik hari ini kembali melakukan penggeledahan di tiga lokasi sekaligus," ujar Juru Bicara KPK Febri Diansyah dalam keterangan tertulis yang diterima Alinea.id, Jumat (4/1).

Sebelumnya, pada Rabu (2/1), penyidik KPK sudah melakukan sejumlah penggeledahan di tiga lokasi, di antaranya rumah Kepala Satker SPAM Darurat Teuku Moch Nazar, Direktur Utama PT Wijaya Kusuma Emindo (PT WKE) Budi Suharto (BSU), dan Direktur PT Tashida Sejahtera Perkara (PT TSP) Yuliana Enganita Dibya.

Dari ketiga lokasi tersebut, KPK berhasil menyita uang sebesar Rp200 juta dan deposito setidaknya senilai Rp1 miliar, serta sejumlah dokumen keuangan dan dokumen proyek SPAM di sejumlah daerah.

Sedangkan, pada Senin (31/12) malam, KPK juga telah menggeledah dua lokasi, yaitu di kantor SPAM, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat; dan kantor PT Wijaya Kusuma Emindo (PT WKE), Pulogadung, Jakarta Timur.