Lelah mental dan fisik, 83% nakes alami "burnout"

Para tenaga kesehatan Covid-19 alami kecemasan.

Petugas kesehatan memeriksa alat kesehatan di ruang IGD RS Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran Jakarta, Senin (23/3)/Foto Antara/Hafidz Mubarak.

Riset Program Studi Magister Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) pada Agustus 2020, mengungkap bahwa 83% tenaga kesehatan (nakes) di Indonesia mengalami-masuk pada keadaan burnout tingkat sedang sampai tingkat tinggi.

“Penelitian tersebut kami lakukan secara daring, dengan melibatkan sekitar 1.400 responden yang terdiri dari beragam tenaga kesehatan seperti dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi, perawat, bidan, dan farmasi dari seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Merauke," ungkap Ketua Program Studi Magister Kedokteran Kerja FKUI, dr. Dewi Soemarko dalam talkshow daring bertajuk "Pandemic Fatigue, Jangan Pernah Menyerah!”, Senin (11/1).

Yang agak menyedihkan, sambung dia, dokter umum menjadi kelompok yang paling banyak merasakan burnout apabila dibandingkan dengan para tenaga kesehatan yang lainnya.

Burnout diartikan Dewi sebagai suatu keadaan yang menyebabkan seseorang mengalami kelelahan secara mental dan fisik karena adanya stress yang berkepanjangan.

“Stres yang berkepanjangan itu macam-macam, bisa stres akibat masalah atau problem di tempat kerja atau lingkungan lain, sehingga akhirnya karena keadaan tersebut seseorang bisa mengalami burnout. Pada umumnya, burnout itu sudah sangat dikenal di kalangan pekerja, karena itu kami menyebut burnout biasanya di kalangan pekerja,” tutur Dewi.