Mahfud MD: Masih ada agamawan sebut Covid-19 konspirasi Yahudi

Tokoh masyarakat hingga agamawan diminta membantu pemerintah menangani Covid-19 dengan membangun ketenangan hati masyarakat.

Ilustrasi. Pixabay

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD menyebut, banyak orang bersikap menyimpang dari koridor penanganan Covid-19. Tanpa merinci nama, kata dia, tokoh masyarakat, agamawan, hingga dokter tersebut menyatakan kebijakan pemerintah dalam penanganan Covid-19 salah.

"Ada yang bilang masker tidak perlu. Padahal, itu sudah keputusan WHO (Badan Kesehatan Dunia). Iya kalau bicara dokter, hampir semua dokter lah, 100% percaya ini (Covid-19). Mungkin ada 0,01%, mungkin ada 2 atau 3 orang ingin pendapatnya didengar orang secara berbeda," ujar Mahfud dalam Dialog Virtual Menko Polhukam dengan Tokoh Agama Jabar, Minggu (26/7) malam.

Bahkan, menurut dia, ada profesor yang menyatakan Covid-19 ini konspirasi orang Yahudi. Padahal, tidak ada hubungannya, karena penganut semua bisa terinfeksi Covid-19. Di sisi lain, masih banyak juga tokoh masyarakat hingga agamawan yang memprovokasi banyak orang untuk tidak mempedulikan anjuran disiplin protokol kesehatan (prokes).

Maka, diimbau tokoh masyarakat hingga agamawan membantu pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19 dengan membangun ketenangan hati masyarakat. Mengutip Ibnu Sina, kata dia, kepanikan adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah permulaan kesembuhan.

"Masyarakat (saat) ini dihadapkan pada suasana takut dengan Covid-19. Jangan dibuat hatinya resah. Kalau bersembunyi dari Covid-19, bisa mati karena lapar. Tetapi, kalau saya ingin mengatasi lapar dengan keluar (rumah), bisa mati karena Covid-19," tutur Mahfud.