Mahfud MD minta umat Islam tak terjebak ekstremisme atau liberalisme

Perlunya penerapan moderasi Islam (wasathiyah Islam) untuk kalangan kaum muslimin di seluruh dunia.

Ilustrasi. Pixabay

Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD bertemu Sekretaris Jenderal (Sekjen) Rabithah Alam Islami atau World Moslem Leage (WML), Abdul Karim al-Issa di Riyadh, Saudi Arabia, pada Selasa (8/12).

Dalam pertemuan yang berlangsung selama satu setengah jam tersebut, kata Mahfud, Syech Abdul Karim al-Issa sepakat perlunya penerapan moderasi Islam (wasathiyah Islam) untuk kalangan kaum muslimin di seluruh dunia. Karena umat manusia di dunia memiliki agama dan keyakinan yang berbeda-beda, sehingga memerlukan inklusivisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Ia meminta kaum muslimin di seluruh dunia tidak terjebak dalam sikap ekstremisme-radikal atau liberalisme, tetapi justru harus menjadi agen perdamaian dengan menggaungkan Islam jalan tengah itu. Menurut Mahfud, konsep wasathiyah Islam sangat cocok untuk umat Islam di Indonesia. Sebab, warga negara di Indonesia menganut berbagai agama dan keyakinan.

“Indonesia adalah laboratorium pluralisme dan toleransi yang paling efektif di dunia karena merupakan negara dengan pendududuk muslim terbesar di dunia dan dengan berbagai agama dan madzhab keagamaan yang sangat lengkap. Semua bisa hidup berdampingan,” ujar Mahfud dalam keterangan tertulis, Rabu (9/12).

Sementara itu, Sekjen Rabithah Alam Islami, Abdul Karim al-Issa menyatakan kebanggaannya kepada umat Islam di Indonesia karena pengarusutamaannya pada wasathiyah Islam.