Mardani Ali Sera: Beri kesempatan 100 hari untuk bekerja

Reshuffle Kabinet Indonesia Maju dibutuhkan untuk mengisi kekosongan kursi menteri pasca-KPK menangkap dua menteri.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera (DPP PKS) Mardani Ali Sera. Foto pks.id

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan enam nama menteri baru Kabinet Indonesia Maju. Enam menteri baru tersebut adalah Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menggantikan Terawan Agus Putranto, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menggeser Wishnutama Kusubandio, dan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menggantikan Agus Suparmanto.

Lalu, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menggeser Fachrul Razi, Menteri Kelautan dan Perikanan Wahyu Sakti Trenggono menggantikan Edhy Prabowo, dan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menggantikan Juliari Peter Batubara.

Menanggapi hal itu, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera (DPP PKS) Mardani Ali Sera menganggap, reshuffle Kabinet Indonesia Maju sebagai sebuah eksperimen menarik yang perlu dilihat hasil akhirnya. Misalnya, penunjukan Budi Gunadi Sadikin sebagai Menteri Kesehatan. Padahal, Budi Gunadi Sadikin tidak memiliki latar belakang kedokteran.

Maka, semua menteri baru harus diberi kesempatan untuk menunjukkan kinerjanya 100 hari pertama. “Beri kesempatan 100 hari ini untuk bekerja,” tutur Mardani kepada Alinea.id, Selasa (22/12) malam.

Ia pun menyindir dua jatah menteri untuk mantan penantang Pilpres 2019. Yaitu, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno. Mardani menilai, Prabowo dan Sandi dapat membangun kesatuan bangsa, tetapi juga bisa merusak demokrasi. Semestinya mantan rival Pilpres 2019 menghimpun kekuatan untuk menjadi oposisi pemerintah agar ada yang melakukan fungsi check and balance.