Memitigasi amuk bencana gempa dan hidrometeorologi 

Setidaknya ada lebih dari 50 juta penduduk Indonesia tinggal di kawasan rawan bencana.

Ilustrasi bencana alam. Alinea.id/Aisya Kurnia

Dengan nafas terengah-engah, Asmania, melangkah menyisir bibir Pantai Pasir Perawan di Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Kamis (9/2) siang itu. Di depan sebuah kebun sayur, perempuan berusia 40 tahun itu menghentikan langkahnya. Ia lega tanaman di kebun itu tak rusak.

"Kami (Asmania dan para perempuan Pulau Pari) dari awal lagi nanemnya. Habis kena banjir rob kemarin (tahun lalu)," kata Asmania saat berbincang dengan Alinea.id

Di kebun kecil itu, terlihat petak-petak pohon cabai dan beragam sayur mayur. Menurut Asmania, sayur-sayuran di kebun itu ditanam ulang dari awal lagi setelah para penghuni sebelumnya mati karena terendam banjir rob. 

Bagi Asmania dan kawan-kawan, bencana hidrologi itu terasa menyesakkan. Pasalnya, tak mudah untuk menanam sayuran di tanah berpasir yang dekat dengan pantai. "Apalagi bawang merah. Gampang mati kalau kurang air atau kerendem rob," ujar Asmania. 

Perda Provinsi DKI Jakarta No. 6 Tahun 1999 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi DKI Jakarta mencatat Pulau Pari punya luas sekitar 41.32 hektare. Namun, menurut Asmania, luasnya telah berkurang sekitar 1 hektare karena abrasi selama bertahun-tahun.