Menko PMK akui banjir di Kalsel akibat eksploitasi alam

Muhadjir mengingatkan, agar tidak mengeksploitasi alam untuk meraup keuntungan jangka pendek belaka.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo (kedua kiri) dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy (kedua kanan) berbincang saat meninjau lokasi terdampak banjir di Kabupaten Lebak, Banten, pada Sabtu (4/1/2020). Alinea.id/Khaerul Anwar.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy mengakui, eksploitasi alam menjadi penyebab banjir besar di Kalimantan Selatan (Kalsel). Sumber daya alam yang dikelola secara sembrono dapat menyebabkan malapetaka bencana.

Karena itu, Dia mengajak warga, pemerintah daerah, hingga pengusaha lebih mencintai alam dan memanfaatkannya dengan bijaksana. Ia mengingatkan, agar tidak mengeksploitasi alam untuk meraup keuntungan jangka pendek belaka.

"Marilah kita memanfaatkan alam ini dengan cara-cara yang bijak, yang arif, dengan penuh perhitungan manfaat dan risikonya. Jangan sampai ternyata manfaat itu lebih kecil dibanding risikonya," kata Muhadjir di posko pengungsian banjir Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Kota Banjar Baru, Kalsel, Kamis (21/1).

Disisi lain, menurut dia, banjir di Kalsel juga akibat fenomena alam La Nina. Anomali cuaca kerap memicu bencana hidrometeorologi yang lumrah terjadi di Indonesia. Namun, Kalsel termasuk wilayah yang tidak dapat diprediksi akan mengalami dampak La Nina.

"Seingat saya Kalsel adalah termasuk wilayah yang tidak dikira akan menghadapi dampak badai La Nina ini. Tetapi, namanya kita boleh meramal, boleh berikhtiar, tapi pada akhirnya Tuhan yang maha penentu," tutur Muhadjir, disitat dari laman resmi Kemenko PMK.