Menolak penanganan bencana setengah hati

Pemerintah menegaskan akan menangani bencana alam secara terpadu dan menyeluruh. Apalagi mengingat, kejadian bencana alam masih menghantui.

Seorang warga memperhatikan pemukiman yang terkena banjir material longsor di Desa Pasirpanjang, Salem, Brebes, Jawa Tengah, Jumat (23/2)./ Antarafoto

Bencana alam di Indonesia relatif tinggi. Mengacu pada data BMKG, diprediksi akan ada 2.000 bencana yang akan terjadi di tahun politik ini.

"Jika mengacu pada prakiraan BMKG maka di 2018 musim kemarau dan hujan akan normal. Namun prediksi kita ada sekitar 2.000 kejadian bencana di 2018 yang 90 persen merupakan bencana hidrometeorologi," ujar Kepala Pusat dan Informasi Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho seperti dikutip dari Antara.

Berangkat dari sinilah, maka pemerintah menggagas urgensi penanganan bencana yang bersifat terpadu.

"Prinsip dasar menangani masalah bencana ini, harus terpadu dengan kementerian-kementerian yang ada," ujar Menteri Sosial, Idrus Marham di Hotel Borobudur, Rabu (28/2).

Idrus menuturkan, umumnya bencana yang terjadi di Indonesia adalah pola berulang. Ia mencontohkan kejadian longsor di Brebes yang menewaskan sejumlah korban. Kejadian itu pernah terjadi sekitar 18 tahun lalu di titik lokasi yang sama. Kendati jumlah kerugian bencana longsor tahun ini jauh lebih parah. Pun kejadian longsor juga terulang hampir saban tahun.