Momok kebakaran dari tabunan sampah di DKI

Kebiasaan warga membakar sampah merupakan salah satu penyebab utama rutinnya kebakaran di DKI Jakarta

Petugas memadamkan api sisa kebakaran di lapak barang rongsokan di kawasan Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Selasa (13/12). Alinea.id/Kudus Purnomo Wahidin

Sejak tiga bulan terakhir, Inan, 55 tahun, punya kebiasaan baru. Saban malam, sebelum berangkat tidur, Inan selalu menyempatkan diri memastikan seluruh sudut rumahnya aman dari ancaman api. Ia selalu tak tenang jika masih ada tabunan sampah yang masih mengepulkan asap di dekat rumahnya. 

"Namanya orang. Barangkali, lupa dia abis bakar sampah atau apa, terus dia tinggal. Enggak tahunya, belum mati apinya. Paling enggak, kita jaga diri sendiri aja," tutur Inan saat berbincang dengan Alinea.id di kediamannya di Jalan H Alimin, Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat, Senin (12/12).

Rutinitas baru itu dijalani Inan usai menyaksikan kebakaran besar yang terjadi tak jauh dari rumahnya pada 18 September 2022. Bermula dari percikan sisa pembakaran sampah, ketika itu api melahap hingga 13 ruko dan rumah kontrakan. Kerugian ditaksir hingga Rp500 juta. 

"Akibat dari bakar sisa kayu atau mebel dari salah satu yang punya usaha mebel di sini. Terus, api merembet rumah warga. Awalnya kecil. Tetapi, ditinggal sedikit aja, apinya bisa gede dan kebakaran," ucap Inan. 

Menurut Inan, warga setempat sebenarnya sudah meninggalkan kebiasaan membakar sampah. Pasalnya, sampah rumah tangga rutin diangkut petugas kebersihan. Namun, masih ada pelaku industri kecil yang terbiasa memusnahkan sampah hasil produksi dengan dibakar.