Aroma malaadministrasi revitalisasi Monas

Selain soal perizinan, kontraktor pemenang proyek revitalisasi Monas juga bermasalah.

Revitalisasi kawasan Monas menuai polemik. Ilustrasi Alinea.id/Dwi Setiawan

Batang hidung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tak tampak saat politikus PDI-Perjuangan Prasetio Edi Marsudi keluar dari ruang rapat di lantai 10 gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (28/1) sore. Prasetio terlihat hanya didampingi sejumlah pejabat Pemprov DKI. 

"Pak Anies tidak ada. Saya hanya undang SKPD (satuan kerja perangkat daerah) saja (dalam rapat)," kata Ketua DPRD DKI Jakarta itu kepada wartawan. 

Prasetio baru saja menggelar rapat membahas masa depan revitalisasi Monumen Nasional (Monas) yang belakangan menuai polemik. Dalam rapat itu, DPRD meminta agar Pemprov DKI menghentikan sementara proyek yang diperkirakan bakal menelan biaya hingga Rp150 miliar itu.

"Revitalisasi ini sementara dihentikan untuk menunggu surat dari Komisi Pengarah. Tapi, kita akan ke lokasi dahulu. Rekomendasinya seperti apa, kita tinjau dulu," imbuh dia. 

Didampingi Wakil Ketua DPRD DKI Zita Anjani, Prasetio dan para pejabat Pemprov DKI kemudian bergegas menuju lokasi revitalisasi Monas. Di lokasi proyek, rombongan Prasetio disambut gerbang seng yang tertutup rapat.