Moon, Gereja Unifikasi, dan pembunuhan Shinzo Abe

Pembunuh PM Jepang Shinzo Abe punya dendam terhadap Gereja Unifikasi, sekte yang didirikan Moon Sun Myung.

Ilustrasi Gereja Unifikasi. Alinea.id/Rico

Lahir di kota Jeong-ju pada 1920, Moon Yoong Myung pada mulanya bukan orang yang relijius. Keluarganya baru memeluk Katolik saat Moon masih sangat kecil. Sebelumnya, Moon tak pernah mendengar kisah-kisah tentang Yesus Kristus. Ia tak punya Alkitab. 

Saat berusia 15 tahun, ada sebuah peristiwa mistis yang mengubah hidup pria yang kelak mengganti namanya menjadi Moon Sun Myung itu: Moon "bertemu" Yesus. Oleh sang juru selamat dalam ajaran Katolik itu, ia diperintahkan untuk menyelesaikan sebuah misi spesial di Bumi. 

"Kami berbicara dari  hati ke hati... Saya tahu saya harus ke Jepang dan Amerika supaya orang-orang tahu betapa besarnya bangsa Korea," kata Moon dalam autobiografi As a Peace-Loving Global Citizen yang terbit kali pertama pada 2009. 

Moon tak serta-merta belajar teologi Kristen. Pada 1938, ia malah belajar ilmu teknik di Kyeongsong Institute di Seoul. Meski begitu, ia rajin menghadiri misa di gereja setempat. Sepulang dari melanjutkan studi di Jepang pada 1943, Moon tercatat bekerja sebagai teknisi listrik di salah satu perusahaan konstruksi di Seoul. 

Moon pun baru berani berkotbah di depan publik pada 1946. Ketika itu, Moon memilih Pyongyang sebagai "mimbar" pertamanya. Ibu kota Korea Utara itu terkenal sebagai pusat berkumpulnya orang-orang Kristen fanatik di Semenanjung Korea.