Di tengah kekacauan politik di dalam negeri dan ketidakpastian global seputar skema tarif Trump, ekonomi Korea Selatan secara tak terduga mengalami kontraksi pada kuartal pertama tahun ini, kata bank sentral negara itu pada Kamis.
Negara dengan kekuatan ekspor Asia itu mengalami penurunan produk domestik bruto pada kuartal pertama sebesar 0,2% dari kuartal sebelumnya, menurut data awal yang dirilis oleh Bank of Korea. PDB turun 0,1% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Dalam perkiraan yang dikeluarkan pada bulan Februari, BOK telah memproyeksikan ekonomi akan tumbuh sebesar 0,2% pada kuartal pertama.
Penurunan ini terjadi di tengah kekacauan politik selama berbulan-bulan yang dipicu oleh pernyataan darurat militer yang mengejutkan dari mantan Presiden Yoon Suk Yeol pada bulan Desember. Ia dimakzulkan dan akhirnya dicopot dari jabatannya oleh Mahkamah Konstitusi awal bulan ini dalam proses berlarut-larut yang mempertajam perpecahan politik di negara tersebut dan melemahkan kepercayaan konsumen.
Negara ini terus menghadapi kekosongan kepemimpinan hingga pemilihan umum dadakan diadakan pada tanggal 3 Juni, dengan tokoh oposisi liberal Lee Jae-myung dipandang sebagai favorit berat.
Pada saat yang sama, tarif "timbal balik" 25% yang diancam oleh Presiden AS Donald Trump telah menambah lingkungan yang tidak dapat diprediksi dan mengguncang negara yang bergantung pada ekspor tersebut. Trump mengumumkan tarif tersebut pada tanggal 2 April tetapi dengan cepat menunda penerapannya selama 90 hari. Tarif untuk baja dan mobil, dua industri utama Korea Selatan, sudah diberlakukan.
"Ketidakpastian politik dalam negeri yang berkepanjangan dan meningkatnya ketidakpastian dalam lingkungan perdagangan karena pengumuman kebijakan tarif AS menunda pemulihan sentimen konsumsi dan investasi," kata pejabat BOK Lee Dong-won kepada media lokal pada hari Kamis.
Lee menambahkan bahwa permintaan yang tertunda untuk semikonduktor berkinerja tinggi, penangguhan beberapa proyek konstruksi, dan kebakaran hutan skala besar yang melanda bagian tenggara negara tersebut pada bulan Maret juga memberikan tekanan ke bawah pada pertumbuhan.
Ekspor menyusut 1,1% secara kuartalan terutama karena penurunan pengiriman bahan kimia, mesin, dan peralatan, kata BOK. Investasi konstruksi turun 3,2% dan investasi fasilitas turun 2,1%, didorong oleh perlambatan mesin seperti peralatan manufaktur semikonduktor.
Awal minggu ini, Dana Moneter Internasional memangkas tajam perkiraannya untuk pertumbuhan ekonomi Korea Selatan tahun 2025 sebagai bagian dari penurunan global secara keseluruhan yang mencerminkan "tingkat tarif efektif pada tingkat yang tidak terlihat dalam satu abad dan lingkungan yang sangat tidak dapat diprediksi."
Edisi April dari Prospek Ekonomi Dunia triwulanan IMF memproyeksikan pertumbuhan 1% untuk ekonomi terbesar di Asia, turun dari perkiraan 2% pada edisi sebelumnya.(upi)