Motif di balik pemalakan terhadap sopir truk

Pengamat menyebut, ada motif yang lebih besar selain ekonomi dari aksi pemalakan terhadap sopir truk di beberapa titik di Jakarta.

Beberapa truk kontainer melintas di Jalan Raya Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (10/12/2019)./Fakhri Hermansyah/Foto Antara

Samijan, 42 tahun, seorang sopir truk angkut susu kemasan yang berasal dari Tangerang, Banten, merasa tak tenang jika melintasi jalanan di wilayah Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat. Sebab, ia kerap diperas sekelompok orang.

“Sepanjang jalan bisa ada 10 orang,” ujar Samijan kepada Alinea.id, Jumat (12/1).

Bukan cuma di daerah Kapuk. Ia mengaku, pemalakan juga terjadi di daerah Tomang, Jakarta Barat. Biasanya, pemerasan itu terjadi pada malam hari.

“Kalau di (daerah) Kapuk minta kadang Rp5.000 satu orang. Kalau enggak ngasih (uang), suka ngancem pecahin kaca atau ambil barang kita. Di Tomang juga sama,” ujar Samijan.

Bahrun, 29 tahun, seorang sopir truk lainnya, juga mengaku baru beberapa hari lalu dipalak di sekitar Semper, Cilincing, Jakarta Utara. Ia terpaksa harus mengeluarkan uang Rp20.000 karena dua kali dapat pemerasan.