Muhammadiyah dorong pemerintah sigap dan cepat tangani PMK

PMK sudah menyebar di provinsi dengan populasi sapi terbesar: Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Utara, dan Lampung.

Ilustrasi Alinea.id/Firgie Saputra.

Ibadah kurban pada Hari Raya Iduladha tahun ini tinggal sekitar dua minggu lagi. Umat Muslim di Indonesia masih khawatir ihwal ketersediaan hewan kurban di tengah wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang meluas.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir, percaya dan mendorong kepada pemerintah untuk sigap dalam penanganan penyakit pada hewan berkuku genap itu. 

"Kami percaya pemerintah dapat mengatasi PMK. Syukur bisa menekan sedemikian rupa di hari-hari yang kini mendekati ibadah kurban," harap Haedar di Kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Rabu (22/6).

Upaya cepat pemerintah untuk menekan penyebaran kasus PMK, jelas Haedar, diharapkan memberikan dampak positif kepada peternak. Terlebih bagi peternak kecil yang kesulitan sebagai buntut panjang dampak pandemi Covid-19.

Kasus PMK dikhawatirkan membuat harga ternak anjlok. Padahal, kata dia, mendekati Iduladha peterna kecil seharusnya gembira karena ternak mereka laku dengan harga yang pantas. Akibat PMK, harga ternak merosot.