Transisi energi digencarkan, bagaimana nasib migas di Indonesia?

Menteri Pertambangan dan Energi 1978-1988, Subroto mengatakan transisi energi tidak serta merta meninggalkan energi fosil seperti migas.

Prof. Dr. Subroto (geomagzgeologi.esdm.go.id)

Pemerintah terus mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT). Sementara, energi fosil seperti minyak dan gas (migas) serta sektor pertambangan khususnya batu bara akan ditinggalkan di masa depan.

Di sektor migas, pemerintah punya target produksi yang sangat ambisius yakni minyak 1 juta barel per hari (bph) dan gas 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) di tahun 2030.

Lalu bagaimana nasib target produksi ini? Menteri Pertambangan dan Energi periode 1978-1988, Subroto mengatakan transisi energi tidak serta merta meninggalkan energi fosil seperti migas.

"Pada tahun 2040 atau 2050 peranan dari migas dan batu bara mungkin masih ada," paparnya dalam acara bincang Energy Corner, Senin (27/12).

Menurutnya tahun 2050, pemakaian energi fosil mungkin akan sudah ditinggalkan di luar negeri. Namun di RI sendiri kebutuhan akan migas masih jangka panjang.