Nusantara dan salah kaprah penamaan ibu kota baru

Istilah Nusantara punya sejarah panjang, tak berkembang menjadi nama negara-bangsa yang saat ini bernama Indonesia.

Ilustrasi ibu kota baru. Alinea.id/Debbie Alyuwandira

Dalam rapat Panitia Khusus RUU Ibu Kota Negara (IKN) dengan pemerintah di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (17/1), Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengumumkan nama ibu kota baru di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

“Saya baru mendapatkan konfirmasi dan perintah langsung dari Bapak Presiden, pada hari Jumat. Beliau mengatakan, ibu kota negara ini Nusantara,” katanya.

Alasan pemerintah memilih nama itu, menurut Suharso, karena sudah dikenal sejak dahulu dan menjadi ikonik di dunia. Alasan lainnya, Nusantara menggambarkan wilayah maritim, yang terdapat banyak pulau dan disatukan lautan.

Muasal istilah Nusantara

Penajam Paser Utara di Kalimantan Timur, calon ibu kota baru yang akan diganti menjadi Nusantara, memiliki sejarah yang panjang. Menurut Aquari Mustikawati dalam “Cerita Rakyat Masyarakat Penajam Paser Utara: Fakta Sejarah Kesultanan Kutai Kartanegara dan Kesultanan Paser” di jurnal Totobuang edisi Desember 2016, awalnya semua wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, termasuk Balikpapan dan Penajam Paser Utara—yang dahulu disebut Balikpapan Seberang—menjadi bagian dari Kesultanan Kutai Kertanegara.