Ombudsman: Data dan distribusi bansos Banten karut-marut

Kesimpulan ini berdasarkan laporan masyarakat kepada Ombudsman.

Warga membawa paket bansos dari TNI-Polri imbas pandemi Covid-19 di Kabupaten Semarang, Jateng. Foto Antara/Aji Styawan

Ombudsman menyatakan, banyak masalah dalam penyaluran bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat Banten terdampak coronavirus baru (Covid-19). Tidak tepat sasaran, pungli, dan nilai yang diterima tidak sesuai, misalnya.

Buruknya distribusi bansos, terang Kepala Ombudsman Perwakilan Banten, Dedy Irsan, berdasarkan aduan masyarakat yang diterimanya. "Kami masih melihat pendataan dan penyaluran bansos masih karut-marut," ucapnya, Jumat (15/5).

Hingga Kamis (14/5) sore, Ombudsman Banten menerima 41 laporan. Detailnya, 38 aduan (92,7%) bansos, dua laporan (4,9%) layanan keuangan, dan satu laporan (2,4%) layanan transportasi. 

Sementara, aduan terbanyak dari Tangerang Selatan sebesar 10 laporan. Disusul Kota Tangerang delapan laporan, Kabupaten Tangerang tujuh laporan, Kabupaten Serang lima laporan, Kota Serang dua laporan, Pandeglang dua laporan, dan Kabupaten Lebak satu laporan. Sedangkan enam laporan lain terkait instansi pusat dan lainnya.

Jumlah aduan yang diterima itu, ungkap dia, terbanyak ketiga nasional. Se-Indonesia, Ombudsman menerima dan menangani 407 laporan.