Para pembicara diskusi soal Papua diganggu via telepon

Teror via telepon masuk ke nomor para pembicara saat diskusi soal Papua.

Foto ilustrasi teror telepon/Pixabay.

Teror telepon dari nomor misterius mengganggu jalannya diskusi virtual "Civil and Political Rights’ Violations in Papua and West Papua" pada Jumat (5/6).

Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia Usman Hamid mengatakan, teror telepon misterius tersebut mirip dengan kasus peretasan ponsel yang menimpa peneliti kebijakan publik Ravio Patra.

Teror via telepon itu masuk ke nomor para pembicara hingga terpaksa berpindah menggunakan laptop. “Handphone saya juga sama diganggu terus. Ditelpon nomor berbeda dari negara-negara bagian di Amerika Serikat. Ini mungkin Uli (Yuliana S Yabansabra dari Lembaga Studi dan Advokasi Hak Asasi Manusia Papua atau Elsham Papua) bisa ganti (dari telpon genggam ke laptop). Ini dari tadi enggak berhenti. Ini persis polanya seperti kasus Ravio (Patra),” ujar Usman dalam diskusi virtual itu.

Ketika Yuliana S. Yabansabra mengganti alat untuk teleconference, ternyata teror telepon juga menimpa pembicara berikutnya hingga diskusi tertunda beberapa menit.

“Saya juga kena. Halo. Saya juga ditelpon nomor yang berbeda. Mohon waktu sebentar untuk pindah ke laptop,” ujar Tigor G. Hutapea dari Yayasan Pusaka Bentala Rakyat.