Pembentukan KAMI sarat kepentingan politis

Penyelesaian pandemi Covid-19 harus diprioritaskan di atas motif politik.

Ketua CDCC Din Syamsuddin (kiri) memberikan paparan bersama Pakar Hukum Laut Internasional Hasjim Djalal (kedua kiri), pada diksusi publik, di Jakarta, Senin (13/1/2020). Foto Antara/Muhammad Adimaja

Pembentukan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) merupakan hal wajar dan bagian proses demokrasi. Organisasi yang didirikan Din Syamsudin, bersama sejumlah tokoh aktivis Tanah Air dengan tujuan menyelamatkan Indonesia dari krisis dan ancaman collapse akibat pandemi Covid-19.

Menanggapi hal itu, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPP GMNI), Imanuel Cahyadi menilai, bahwa pembentukan KAMI bagian dari proses demokrasi.

"Pembentukan KAMI, sebagai wadah aktualisasi bagi tokoh-tokoh yang berpartisipasi didalamnya adalah bagian dari proses demokrasi dan dijamin oleh konstitusi. Karena itu, diharapkan jangan sampai menimbulkan polemik baru di ruang publik",  kata Imanuel, saat dihubungi wartawan di Jakarta, Minggu (16/8).

Namun, Imanuel menjelaskan, semangat pendirian KAMI yang bertujuan ingin menyelamatkan Indonesia itu harus dibuktikan tidak hanya melalui gagasan, namun juga melalui aksi nyata.

"Narasi pendirian KAMI dalam semangat menyelamatkan Indonesia harus dibuktikan dengan aksi nyata. Apalagi, saat ini Indonesia sedang dilanda pandemi Covid- 19," ujarnya. "Sudah sewajarnya, bila KAMI bersama dengan seluruh elemen bangsa yang lain bergotong royong untuk menyelamatkan Indonesia untuk keluar dari krisis. Inilah, yang harus menjadi fokus kita bersama saat ini," tambahnya.