Pemerintah didorong bangun sekolah darurat di Lombok

Terdapat ratusan sekolah dalam kondisi rusak akibat terdampak gempa Lombok.

Warga memindahkan poster Presiden Joko Widodo dari bangunan SDN 2 Kekait yang rusak akibat gempa di Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Minggu (12/8)./Antara Foto

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), mendorong pemerintah pusat dan daerah untuk membangun sekolah-sekolah darurat di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Sebab terdapat ratusan sekolah dalam kondisi rusak akibat terdampak gempa Lombok yang terjadi pada Minggu (5/8).

"Di Kota Mataram yang lokasi cukup jauh dari pusat gempa, ada beberapa sekolah rusak karena temboknya bergeser," kata komisioner Bidang Pendidikan KPAI, Retno Listyarti, di Jakarta, Selasa (14/8).

Menurut catatan Sekretariat Nasional Satuan Pendidikan Aman Bencana, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, hingga Minggu (12/8), terdapat 606 satuan pendidikan yang terdampak gempa Lombok.

Satuan pendidikan yang paling banyak terdampak gempa adalah tingkat SD yang mencapai 341 sekolah. Selain itu, ada 92 SMP, 55 SMA, 42 SMK, 69 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan enam Sekolah Luar Biasa (SLB).

Selain itu, terdapat 977 ruang kelas yang mengalami rusak berat. Serta, 371 ruang kelas lain mengalami rusak sedang, sedangkan 415 ruangan lain rusak ringan.