Pemprov DKI lamban menangani stok bawang putih

Pemprov DKI Jakarta seharusnya dapat membaca tren dan grafik kebutuhan bawang putih.

Pemprov DKI Jakarta dinilai lamban menangani meroketnya harga bawang putih./Antara

Pemerintah Provinsi (Pemprov) lamban dalam menstabilkan harga pangan saat Ramadan. Harga bawang putih, salah satu pangan warga, meroket dengan harga eceran menyentuh Rp100.000 per kilogram (kg). Masalah klasik soal produksi dan stok bawang putih yang minim menjadi biang harga bawang putih meroket. 

Sebagai informasi, per Senin (6/5) rata-rata harga bawang putih di Jakarta mencapai harga Rp64.660 /kg. Harga naik 6,03% dari rata-rata harga di hari sebelumnya Rp60.979/kg. Harga tertinggi terjadi di Pasar Johar Baru, Jakarta Pusat, sebesar Rp100.000/kg. Sementara harga terendah ada di Pasar Baru Metro Atom, Jakarta Utara dengan harga Rp40.000/kg.

Komisi B bidang perekonomian DPRD DKI Jakarta menilai Pemprov DKI Jakarta lamban menangani persoalan bawang putih di pasaran. Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Abdurrahman Suhaimi mengatakan, menjelang hari raya seperti: Idul Fitri, Natal hingga Tahun Baru, sudah dapat dipastikan permintaan bawang putih tinggi. Karena ini rutin terjadi, seharusnya bisa ditangani oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan BUMD terkait. 

Ia meyakini SKPD dan BUMD memiliki data lengkap berapa pasokan bawang putih yang dibutuhkan warga Jakarta pada hari-hari besar. Pemprov dipastikan dapat membaca tren dan grafik kebutuhan. 

"Kalau memang ada prediksi kenaikan harga, justru harusnya ditambah. Bukan malah sampai ada kebutuhan yang sangat tinggi, tapi ketersediannya menurun," ungkap Suhaimi.