Pemerintah diminta pastikan pemulangan anak-anak WNI eks ISIS

Pemulangan anak-anak eks ISIS untuk memastikan masa depan mereka terbebas dari paham radikal.

Aktivis yang tergabung dalam Forum Selamatkan NKRI - DIY melakukan aksi damai di kawasan Malioboro, Yogyakarta, Jumat (7/2/2020). Foto Antara/Andreas Fitri Atmoko

Pemerintah diminta memastikan pemulangan anak-anak WNI eks ISIS, terutama yang berada di bawah usia 9 tahun. Wakil Ketua Setara Institute Bonar Tigor Naipospos mengatakan, keberadaan anak-anak WNI di wilayah ISIS berpotensi membuat mereka semakin banyak terpapar paham radikal, sehingga berdampak panjang bagi masa depan mereka.

"Meskipun mereka berada di kamp untuk perempuan dan anak, tapi yang berkuasa di sana adalah perempuan militan ISIS," kata Bonar di Jakarta, Sabtu (8/2).

Menurut Bonar, dari sejumlah pemberitaan internasional, para perempuan militan ISIS ini berusaha mempertahankan pengaruhnya. Selain itu, mereka juga menekan perempuan lain yang berubah moderat.

"Awal tahun 2019, salah satu wanita Indonesia dibunuh karena dianggap berpikiran moderat. Dibunuh oleh perempuan militan tadi," ujarnya.

Karena hal tersebut, Bonar bilang semakin lama anak-anak itu tinggal di kamp tahanan, atmosfer yang buruk di kamp akan berdampak pada mereka. Baik secara fisik maupun psikis.