Pengamanan Asian Games 2018 di tengah ancaman terorisme

Aparat keamanan menekan potensi serangan teror dengan mengoptimalkan penangkapan terhadap para terduga teroris.

Petugas kepolisian membawa anjing terlatih pada simulasi pengamanan Asian Para Games 2018 di Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (23/6). Sebanyak 2.500 petugas gabungan TNI-Polri dilibatkan dalam pengamanan pelaksanaan Asian Para Games 2018 yang diselenggarakan pada 8 - 16 Oktober/ Antara Foto

Indonesia akan menjadi tuan rumah Asian Games 2018 yang berlangsung pada 18 Agustus-2 September 2018 di Jakarta dan Palembang. Para atlet dari 45 negara, akan bersaing dalam 484 pertandingan dari 42 cabang olahraga.

Oleh karenanya, aparat keamanan harus mampu memberikan jaminan keamanan, terutama pada atlet dan ofisial asing yang bertamu ke Indonesia. Indonesia Police Watch (IPW) menyoroti ancaman teror dari kelompok-kelompok teroris yang selama ini menjalankan aksinya di Tanah Air.

"Polri jelas tidak boleh lengah dan ceroboh, serta kecolongan," kata Ketua Presidium IPW, Neta S Pane di Jakarta, Rabu (11/7).

Menurutnya, Polri harus mengunci rapat ruang gerak para teroris, agar tak mengganggu perhelatan pesta olahraga Asia empat tahunan tersebut. Apalagi sejumlah aksi teror telah terjadi menjelang pelaksanaan Asian Games, seperti yang terjadi di Surabaya dan Pasuruan belum lama ini.

Dari informasi yang didapat IPW, terjadi pergerakan jaringan teroris ke wilayah Jakarta-Bogor-Depok-Tengerang-Bekasi (Jabodetabek) dan Sumatra bagian Selatan (Sumbagsel). Aparat kepolisian pun meresponsnya dengan menangkap 21 terduga teroris sejak 9 Juli 2018. Polri juga melakukan penggerebekan di lima lokasi di Jakarta, Depok, dan Bekasi. Dari penggerebekan dan penangkapan ini, polisi mencium adanya upaya untuk menebar teror di Jakarta.