Pengamat harap ERP bisa diterapkan di Jakarta

Pasalnya ERP merupakan hasil pemikiran dari sejumlah ahli transportasi yang telah dituangkan dalam pola transportasi makro (PTM).

Kendaraan melintas di bawah alat electronic road pricing (ERP) di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Senin (12/11/2018)./AntaraFoto

Direktur Institut Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas mengatakan, tanpa electronic road pricing (ERP) masalah kemacetan Ibukota mustahil untuk disembuhkan. 

Pasalnya ERP merupakan hasil pemikiran dari sejumlah ahli transportasi yang telah dituangkan dalam pola transportasi makro (PTM). Konsep tersebut mengharus Pemprov DKI di era Gubernur Sutiyoso menerapkan jalan berbayar untuk mengatasi kemacetan di tengah kota, selain terus mengembangkan transprotasi umum.

"Itu sudah satu paket, bukan malah saling meniadakan," ujar Darmaningtyas kepada Alinea.id, Selasa (15/1).

Dia meyakini, ketika DKI hanya merealisasikan salah satu dari dua upaya tersebut maka upaya penuntasan kemacetan Ibukota terbuang percuma. Terlebih bila DKI hanya akan fokus mengembangkan transportasi massal. Dengan kebijakan itu, misi memindahkan pengguna kendaraan pribadi ke kendaraan umum dipastikan gagal.

Untuk membaca tingkah dan pola masyarakat tidak perlu kajian atau pemikiran ekstra. Selama ini warga lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi karena biaya yang relatif terjangkau sebagai alasan utama. Alasan selanjutnya yakni lebih aman, nyaman, dan ketepatan waktu yang dapat dikendalikan.