Pengibaran bendera HTI saat Hari Santri disebut terencana

GP Ansor menolak dengan tegas bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) diidentikkan sebagai bendera tauhid milik umat Islam.

Sejumlah santri mengikuti Kirab Hari Santri Nasional 2018 di Mranggen, Demak, Jawa Tengah, Senin (22/10/2018). Kirab yang diikuti sekitar 2.100 santri Forum Komunikasi Santri Mranggen Pondok Pesantren Futuhiyyah itu mengusung tema Bersama Santri Damailah Negeri. ANTARA FOTO

Gerakan Pemuda Ansor atau biasa dikenal GP Ansor angkat bicara terkait polemik aksi pembakaran bendera berlafazkan tauhid yang diesebut sebagai lambang Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) oleh Banser Nahdlatul Ulama. 

Sekretaris Jenderal GP Ansor, Abdul Rochman, mengatakan saat memperingati Hari Santri Nasional yang jatuh pada Senin, (22/10), di beberapa daerah lain ternyata juga ada yang membawa bendera tauhid yang kerap digunakan HTI.

Beberapa daerah tersebut, kata Abdul, paling banyak di wilayah Jawa Barat antara lain di Kota Tasikmalaya, Sumedang, Cianjur, Kabupaten Bandung Barat. Kemudian di Jawa Tengah tepatnya di Kota Semarang.

“Di wilayah-wilayah tersebut ditemukan aksi pengibaran bendera HTI. lni menunjukkan dugaan aksi pengibaran bendera HTI dilakukan secara slstematis dan terencana,” kata Abdul di Jakarta pada Rabu, (24/10).

Menurutnya, GP Ansor menolak dengan tegas bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) diidentikkan sebagai bendera tauhid milik umat Islam.  Apalagi, pihak Kapolda Jawa Barat telah melakukan pemeriksaan dan membenarkan bendera tersebut merupakan milik HTI.