Terjadi penjarahan pascagempa di Palu, Polri kerahkan ribuan personel

Pihak kepolisian memberikan toleransi kepada masyarakat apabila mengambil makanan dan minuman

Petugas Basarnas membawa korban selamat gempa dan tsunami yang terjebak di dalam restoran Dunia Baru, Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9). Antara Foto

Sebuah toko yang menjual telepon seluler atau ponsel dijarah warga pascaterjadi gempa bumi dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah. Untuk mengantisipasi adanya penjarahan susulan oleh warga, pihak kepolisian mengerahkan ribuan personel untuk mengamankan sejumlah toko dan membantu korban gempa.

Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol Setyo Wasisto, mengatakan pihaknya memberikan toleransi kepada masyarakat apabila mengambil makanan dan minuman. Namun, jika yang diambil masyarakat adalah barang elektronik dan emas, pihak kepolisian tidak akan menoleransinya. Sebab, hal itu merupakan tindakan kriminal. Karenanya, mereka akan diberikan tindakan tegas.

"Kalau memang yang diambil itu kebutuhan pokok, kita mungkin masih memberi toleransi. Tapi kalau barang lain yang diambil, sudah kriminal namanya. Barang pokok itu makanan dan minuman," kata Setya di Jakarta, (1/10).

Setyo menuturkan, penjarahan oleh sejumlah masyarakat terjadi di toko ponsel Makmur Jaya yang terletak di Jalan Basuki Rahmat, Palu, Sulawesi Tengah. Namun, petugas kepolisian segera bergerak cepat hingga akhirnya berhasil membekuk pelaku. Terkait hal itu, Setyo mengimbau agar semua masyarakat Palu yang menjadi korban gempa dan tsunami tidak melakukan tindakan kriminal yang melanggar hukum. 

Untuk mengantisipasi terjadinya penjarahan susulan, kata Setyo, pihak kepolisian mengerahkan 1.400 personel tambahan. Selain melaksanakan tugas pengamanan, para personel tersebut juga diminta membantu proses evakuasi korban yang tertimpa reruntuhan bangunan.