Permintaan maaf Raja Belanda dalam bayang-bayang kelam sejarah

Luka sejarah masa lalu seakan terbuka ketika Raja Belanda meminta maaf atas kekerasan berlebihan Belanda pascaproklamasi kemerdekaan.

Ilustrasi kekerasan Belanda. Alinea.id/Oly Diaz.

Raja Belanda Willem-Alexander dan Ratu Maxima Zorreguieta Cerruti tiba di Indonesia pada Senin (9/3). Saat berkunjung ke Istana Kepresidenan Bogor pada Selasa (10/3), dalam pernyataan pers bersama Presiden Joko Widodo, sang raja memberikan pernyataan yang agak mengejutkan.

Ia menegaskan kembali pengakuan Belanda terkait proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Bukan hanya itu. Raja Belanda juga meminta maaf atas kekerasan berlebihan yang pernah dilakukan Belanda setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Pengakuan Belanda secara politis dan moral terhadap proklamasi kemerdekaan Indonesia diungkapkan pertama kali pada 2005, lewat Menteri Luar Negeri Bernard Bot. Sebelumnya, Belanda hanya mengakui 27 Desember 1949 sebagai tanggal penyerahan kedaulatan Indonesia.

Pelaksana tugas (Plt) juru bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah mengatakan, Raja Willem-Alexander datang ke Indonesia untuk memenuhi undangan dari Presiden Jokowi.

Selain bersama Ratu Maxima, ia didampingi tiga menteri dan ratusan pengusaha Belanda. Faizasyah menuturkan, ratusan pengusaha yang ada dalam rombongan raja untuk menjalin hubungan bilateral kedua negara, yang sifatnya kemitraan setara.