Pesan Yenny Wahid jelang Imlek

Yenny berharap semua pihak merasa memiliki Indonesia sebagai rumah besar.

Pendiri Peace Generation Irfan Amalee (kiri) bersama Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid (kanan) dalam talkshow Bogor Street Fest Cap Go Meh 2020, di Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (18/1)/Foto Antara/Arif Firmansyah.

Putri Presiden Indonesia keempat Abdurrahman Wahid, Yenny Wahid berharap masyarakat semakin mengedepankan rasa persatuan dan kesatuan. Pesan itu disampaikan menjelang perayaan Imlek, pada 25 Januari 2020.

Ekspresi kebudayaan antaranak bangsa, jelas Yenny, perlu dihormati dan tidak saling menghujat. "Ekspresi-ekspresi kebudayaan kita saling hormati, lalu kemudian tidak saling menghujat, tidak saling menjelekkan," kata dia di Kementerian Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Jakarta Pusat, Kamis (23/1).

Hal terpenting, sambung Yenny, semua pihak merasa memiliki Indonesia sebagai rumah besar dan harus dijaga bersama-sama mengingat tingginya ragam perbedaan di dalamnya. Perbedaan itu, kata dia, menjadi kekayaan untuk bangsa Indonesia.

"Semua perlu untuk memiliki rasa memiliki (Indonesia), untuk memastikan bahwa rumah ini bisa tetap utuh berdiri," ucap dia.

Perayaan Tahun Baru Imlek memang sangat dinantikan warga keturunan Tionghoa. Dalam sejarahnya, perayaan Imlek sempat dilarang di era Orde Baru. Hal itu berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967 tentang Agama, Kepercayaan, dan Adat Istiadat Cina.