Polri jelaskan kronologi aksi massa yang berakhir bentrok

Polri masih melakukan pendalaman atas peristiwa tersebut

Sejumlah mobil terbakar akibat demo rusuh di Komplek Asrama Brimob, Petamburan, Jakarta, Rabu (22/5)./AntaraFoto

Bentrok mewarnai unjuk rasa massa di kawasan Badan Pengawas Pemilu Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Sejumlah orang dilaporkan meninggal dan puluhan lainnya terluka. Mabes Polri menjelaskan kronologi kejadian itu. 

Menurut Kadiv Humas Mabes Polri Irjen M Iqbal, unjuk rasa di seputaran Bawaslu awalnya berlangsung kondusif. Sekitar pukul 10.00 WIB, sejumlah kelompok melakukan demontrasi di Bawaslu. Mereka kooperatif, dan aksi berlangsung damai.  

Koordinator laporan sempat meminta Kapolres Metro Jakarta Pusat agar diizinkan buka bersama, dilanjutkan salat Magrib, salat Isya dan Tarawih berjamaah. "Kami memberikan kelonggaran walaupun pada aturan, berlaku batas waktu 18.00 WIB. Kami melihat bukan hanya dari sisi yuridis, tetapi juga sosiologis. Bahkan petugas juga bersama-sama ikut melakukan ibadah, tanpa sekat," tutur Iqbal dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (22/5).

Setelah salat Tarawih atau sekitar pukul 21.00, Kapolres Jakarta Pusat kembali memberi imbauan agar peserta aksi membubarkan diri. Korlap ternyata kooperatif dan massa membubarkan diri. Situasi kondusif dan damai. Setelah itu, Polri melakukan konsolidasi untuk tetap berjaga dan mengamankan objek, termasuk Bawaslu.

Akan tetapi, jelas Iqbal, sekitar pukul 23.00 WIB, entah dari mana ada yang berulah dan provokatif. Mereka berusaha merusak security barrier dan mencoba melakukan provokasi petugas. Petugas merespons dengan menghalau dan meminta massa membubarkan diri. Apalagi berdasarkan SOP, batas waktu melakukan demonstrasi sudah lewat.