Revolusi industri 4.0, tak hanya Indonesia yang gagap

Bukan hanya di Indonesia, negara lain juga sama gagapnya menghadapi revolusi industri 4.0. 

Presiden Joko Widodo menyampaikan paparan ketika menghadiri buka bareng dan ngobrol santai bersama Relawan Golkar Jokowi (GoJo) di Kantor DPD Golkar DKI Jakarta, Rabu (23/5)./ Antarafoto

Futurolog Amerika Alvin Toffler mengungkapkan, manusia akan segera memasuki era banjir informasi, dengan teknologi super canggih sebagai penopangnya. Oleh sebab itu, perubahan lanskap dan perkembangan teknologi yang demikian cepat, perlu direspons pula dengan sigap. Jika gagap, bisa jadi perkembangan teknologi ini akan berbahaya bagi umat manusia.

Revolusi industri 4.0 sebagai turunan perkembangan teknologi pun harus direspons dengan cepat. Caranya dengan membentuk kebijakan untuk mendukung hal tersebut. Seperti yang disampaikan Presiden Joko Widodo, dalam acara buka bareng relawan Golkar Jokowi (Gojo), di sekretariat Golkar, Cikini, Jakarta, Rabu (23/5).

"Kita harus bersatu menghadapi (era revolusi industri 4.0). Jangan sampai bertengkar kemudian energi kita habis, ribut untuk hal-hal yang sebenarnya tidak perlu," tandas eks Walikota Solo tersebut.

Jokowi mengakui, Indonesia masih gagap mengikuti perubahan dalam lanskap industri ini. Meski begitu, ia menyebut, gejala gagapnya negara tak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di negara-negara lainnya.

Oleh sebab itu, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perindustrian telah mengantisipasi perubahan itu. Caranya dengan menggulirkan program anyar bertajuk gerakan "making Indonesia 4.0". "Four. Four point zero. Sore ini kita harus banyak bicara masalah four," lanjutnya.