Risiko bila eks ISIS dibiarkan cari jalan pulang sendiri

Jalu lebih berbahaya bila eks ISIS menembus masuk ke Indonesia dengan caranya masing-masing.

Peserta aksi damai menolak kembalinya kombatan ISIS ke Indonesia di kawasan Malioboro, Yogyakarta, Jumat (7/2)/Foto Antara/Andreas Fitri Atmoko.

Jika pemerintah tidak memulangkan ratusan Warga Negara Indonesia (WNI) eks simpatisan Islamic state of Iraq and Syria (ISIS) dari Timur Tengah, maka akan berdampak pada keamanan nasional maupun internasional. 

"Maka mereka akan dibuka dan dibiarkan menjadi orang liar dan bebas dan mereka bisa mencari jalan pulang masing-masing. Kalau jalan pulang itu bisa mereka dapatkan dan mereka menembus masuk ke Indonesia maka ini jauh lebih berbahaya ketimbang membawa pulang dengan pengawasan ketat," kata pengamat terorisme Ridwan Habib dalam diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (9/2).

Bahkan, sambung dia, bila pemerintah mengambil langkah tidak memulangkan mereka, maka akan ada timbul cap dari internasional, bahwa pemerintah telah mengabaikan Hak Asasi Manusia (HAM).

Pasalnya, di antara ratusan WNI itu, tidak sepenuhnya merupakan kombatan ISIS. Terdapat wanita selaku istri kombatan ISIS yang terpaksa mengikuti jalan suaminya, termasuk anak-anak.

"Risiko ketiga ada risiko politik. Presiden Jokowi akan mendapatkan kritik, terutama dari oposisi yang akan mengatakan tidak membela WNI, tidak membela muslim, orang tua dan anak anak," ujar pengamat terorisme Universitas Indonesia ini.