Imam Besar Front Pembela Islam, Rizieq Shihab, mengalami pengasingan politik dengan alasan pencekalan.
Direktur HRS Center sekaligus juru bicara Muhammad Rizieq Shihab, Abdul Chair Ramadhan, mengungkapkan Imam Besar Front Pembela Islam, Rizieq Shihab, mengalami pengasingan politik dengan alasan pencekalan.
Menurut dia, pengasingan tersebut dilakukan pemerintah karena Rizieq Shihab menolak memberikan dukungan politik kepada pasangan Joko Widodo dan Maruf Amin pada pemilihan presiden atau Pilpres 2019 lalu.
Di saat masa pilpres, Abdul mengungkapkan, ada utusan dari Jakarta yang memberikan penawaran kepada Rizieq Shihab yang ketika itu masih berada di Arab Saudi agar memberi dukungan kepada pasangan calon nomor urut 01 itu.
Sebagai imbalan, lanjut Abdul, Rizieq Shihab dijanjikan oleh utusan Jakarta itu soal pencabutan pencekalannya, sehingga ia bisa dengan mudah keluar dari Arab Saudi. Namun, penawaran itu disebut Abdul ditolak oleh Rizieq Shihab.
“Penolakan yang berujung pencekalan yang berlangsung lama ini adalah bentuk pengasingan politik. HRS (Habib Rizieq Shihab) diposisikan sebagai lawan politik,” kata Abdul melalui keterangan resmi yang diterima Alinea.id di Jakarta pada Kamis (28/11).