Saat warga lebih percaya preman dan dukun ketimbang polisi

Warganet ramai-ramai mengkritik cuitan akun media sosial Polri.

Aparat kepolisian rutin menggelar razia kendaraan selama masa pembatasan sosial skala besar di Jakarta. /Foto Antara

Cuitan "polos" admin Twitter Divisi Humas Polri @DivHumas_Polri pada 5 November lalu bikin heboh jagat maya. Niat ingin mengajak publik rajin melaporkan kejahatan, warganet malah membanjiri cuitan itu dengan curhat, lelucon, kritik, dan satire. 

Dalam cuitannya admin @DivHumas_Polri melekatkan sebuah poster. Ada tulisan ajakan serupa di poster itu. Bunyinya begini: "Ups, laporkan saja. Jangan malu, jangan ragu dalam membuat laporan atas sebuah tindak pidana. Kami hadir sebagai pelayan masyarakat."

Hingga hari ini, cuitan itu dikomentari lima ribu pemilik akun Twitter. Mayoritas warganet membalas dengan komentar bernada kekecewaan terhadap kinerja aparat di lapangan. Ada pula yang mempertanyakan balasan admin yang sekadar template

Salah satunya ialah Faizal, warga Desa Jatiwangi, Kecamataan Jatisari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Menurut pria berusia 27 tahun tersebut, unggahan admin @DivHumas_Polri hanya sekadar jargon belaka. 

"Polisi sebenarnnya tidak pernah sungguh-sungguh dalam memproses laporan dari masyarakat," kata Faizal ketika dihubungi Alinea.id, belum lama ini.